Selasa, 02 Juli 2013

Sukses Berbisnis Bubur Bayi Tanpa Pengawet

Banyak hal bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, namun bagi Anis Purwani yang lahir 13 Maret 1965 di Lampung ini, pilihan bisnis bukan sebatas keuntungan semata, namun juga kemanfaatannya bagi orang banyak. Inilah yang menjadikan ibu 7 anak ini memutuskan untuk memulai berbisnis bubur bayi. 

Menurut Anis, berjualan bubur bayi memberikan manfaat besar. Memberikan makanan yang berkualitas di masa keemasan bayi, sangat berperan terhadap proses tumbuh kembang anak. Dalam proses awal, sebanyak 20 cup atau porsi dia buat dan kemudian dijualnya ke`alun-alun kidul, saat sore hari. Setelah melakukan penjajakan selama kurang lebih 1 pekan, dengan tekad bulat, 1 Januari 2012, Anis berjualan bubur bayi yang dia beri label “Favourite”. Anis berjualan tiap pagi hari, mulai pukul 05.30 WIB. Di masa awal berjualan, sekitar 10 hingga 20 cup laku terjual. Lambat laun, cup yang terjual terus bertambah hingga sebanyak 200 cup per harinya.

Di tengah pagi buta, Anis memulai aktifitasnya untuk membuat bubur bayinya yang tanpa pengawet. Anis pun tak main-main dalam menjalankan bisnis bubur bayinya. Mulai dari memilih bahan bahan yang segar, higienitas hingga penyajian. Bahan-bahan yang sudah dibelinya sore hari, kini tinggal diolah menjadi bubur bayi yang berkualitas. Setidaknya ada 4 variasi bahan, dalam 1 menu. Menunya pun terus berganti tiap harinya. Dan yang spesial, tiap hari Jumat, Anis menyediakan menu ikan salmon, ikan yang terkenal memiliki kualitas bagus untuk perkembangan otak si kecil. Bubur bayi buatan Anis pun tidak menunggu lama untuk habis terjual. Buka pukul 05.30 WIB, dan sekitar pukul 08.00, Anis sudah menutup kios buburnya yang terletak di utara Kantor Kelurahan Gajahan, Surakarta, Jawa Tengah. 

Namun siapa sangka, alasan untuk berjualan bubur, semata mata-bukan karena masalah finansial, namun lantaran Anis ingin terjaga di malam hari. Selain itu, Anis ingin membantu ibu-ibu untuk memudahkan menyediakan makanan yang tetap berkualitas bagi si kecil. Harga per cup-nya pun sangat terjangkau, Rp 3.000 untuk cup kecil dan Rp 4.000 untuk cup besar. Namun untuk menu ikan salmon, cup kecil dihargai Rp 4.000 dan cup besar dihargai Rp 6.000.

Dari omzet 200 cup per hari, Anis bisa menyisihkan 50 persennya sebagai laba bersih. Dari laba tersebut, Anis bisa membantu mencukupi biaya hidup keluarga, di samping menyisihkan sebagian untuk ditabung. Tak heran, bubur bayi Favourite laris manis, karena dari omset yang didapatkannya, juga disisihkan pula untuk shodaqoh. Bagi Anis, bisnis adalah pegangan dalam hidup. Sang suami yang juga menggeluti usaha fotocopy, persewaan buku, rental CD dan pengetikan, ternyata menular pada Anis. Anis pun sepertinya sudah sangat yakin ingin bergelut di bisnis. Dirinya pun selalu menekankan kepada anak-anaknya, menjadi pegawai adalah pilihan terakhir. 

Menurut Anis, banyak sekali keuntungan berbisnis. Selain memiliki waktu luang untuk keluarga, memiliki hubungan baik dengan para pelanggan, yang tidak jarang memiliki status sosial yang jauh lebih tinggi, juga merupakan suatu kebanggaan.

Sumber : Solopos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label