Rabu, 31 Juli 2013

Bisnis Lada

Karena volume panen mulai berkurang, harga lada mengalami kenaikan. Hari ini, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) melaporkan harga lada hitam di Kabupaten Kepahiang, provinsi Bengkulu naik 13,3% menjadi Rp 34.000 per kilogram (kg) dari harga sebelumnya Rp 30.000 per kg.

Kenaikan harga lada di dalam negeri terjadi karena stok pasokan dari petani tidak banyak perubahan. Pasokan lada hitam dari petani sebelumnya terganggu akibat tingginya curah hujan di daerah produsen. Sementara, kebutuhan lada hitam meningkat dari pedagang besar yang ada di Lampung dan Sumatra Barat.

Sementara harga lada putih juga ikut naik menjadi Rp 73.000 dari sebelumnya bertahan Rp 70.000 per kg. Saat ini, areal perkebunan lada di Provinsi Bengkulu mencapai 10.254 hektare (ha) dengan produksi 4.110,54 ton per tahun.

Kondisi kenaikan harga lada juga tercermin dari penutupan perdagangan di NCDEX (National Commodity and Derivatives Exchange) India akhir pekan lalu (25/3).

Harga lada untuk penyerahan April 2011 ditutup pada level harga INR 23.850 per kg dari harga sebelumnya INR 23.500 per kg. Kenaikan harga lada terpengaruh pasokan lada dunia yang berkurang.

Penurunan produksi karena panen lada India telah usai, sementara Vietnam baru akan memulai tanam. Analisa dari BAPPEBTI menyebutkan output panen lada dari kedua negara itu akan lebih rendah musim panen nanti.

Sementara itu produsen lainnya seperti Brasil malah mencatat kenaikan ekspor. Bulan Februari 2011 lalu, Brasil mengekspor 2.791 ton lada senilai US$ 13 juta, meningkat dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 2.062 ton senilai US$ 6,4 juta.

Ekspor lada Brazil bulan Februari itu juga lebih tinggi sebesar 24% dibandingkan dengan ekspor pada Januari 2011. Selama Januari – Februari 2011, total ekspor lada dari Brasil mencapai 5.039 ton senilai US$ 23,4 juta. Bila dibandingkan dengan ekspor pada periode yang sama tahun lalu, terjadi peningkatan sebesar 10%.

Sumber : jpmo.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label