Selasa, 23 April 2013

Bisnis Kue Lapis Bogor


Rizka Wahyu Romadhona. Pengusaha wanita muda ini menyadari berlimpahnya talas di Bogor. Namun, produksi talas yang mencapai 200 ribu ton per hari itu belum banyak dijadikan pangan olahan. Melihat potensi pasar dan idealisme pribadi akhirnya Riska memutuskan mengolah talas menjadi kue unik, lapis bogor santapan legit khas bogor. Di sisi lain Rizka melihat warga dan turis membutuhkan oleh-oleh khas yang modern dan eksklusif.

Bentuk kue lapis yang sekarang populer untuk kudapan ataupun buah tangan masyarakat kota pun menjadi pilihannya. Kue lapis itu berwarna kuning-ungu terang. Warna ungu terang ini nyatanya menyiratkan keunikan bahan yang digunakan. Berbeda dari umumnya, kue lapis ini menggunakan umbi khas daerah itu, yakni talas. Sempat mencoba membuat kue dari talas langsung dan pasta talas, Rizka akhirnya menggunakan tepung talas yang tersedia di pasaran.

Sementara warna ungu pada kue dibuat dari saripati talas. Meski begitu, Rizka mengaku masih menggunakan tepung terigu untuk menghasilkan kue lapis yang pas. Jalan Rizka memperkenalkan wajah modern talas mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat. Di awal produksinya, kue yang diberi nama Lapis Bogor Sangkuriang ini menjadi kudapan dan oleh-oleh dalam acara yang dibuat instansi itu.

Dengan berkembangnya usaha, Rizka akhirnya bisa membuka gerai sendiri di Jalan Soleh Iskandar (dekat Yogya Dept.Store), Bogor, Jawa Barat. Kini sekitar 2.400 boks kue lapis ludes per harinya. Dalam dua minggu sekitar 100 kilo tepung talas dibutuhkan untuk membuat berbagai varian kue talas, termasuk lapis, brownies dan pie.

“Maaf, Pak. Nomor antrean kuenya habis. Bapak harus tunggu kloter pertama habis, baru nanti dibagi nomor lagi,” ujar pelayan toko yang kewalahan. Puluhan orang berjejalan di ruko Jl Pajajaran, Bogor itu demi sebuah kue yang bikin heboh wisatawan: Lapis Bogor!

Makanan Bogor yang sedang happening di mata wisatawan adalah Lapis Bogor. Ini adalah bolu lapis dari talas khas Bogor dengan warna ungu dan kuning serta toping keju dan beberapa rasa lain. Nama lengkapnya adalah Lapis Bogor Sangkuriang, namun wisatawan dan fans kue ini meyebutnya Lapis Bogor saja.

Outlet utama Lapis Bogor berada di Kompleks Ruko Bantar Kemang, Jl Raya Pajajaran No 20E, Bogor. Pukul 15.00 WIB, ini adalah jam dikeluarkannya kue-kue Lapis Bogor yang baru matang. Jangan heran kalau sejak pukul 14.00 WIB, toko Lapis Bogor sudah dipenuhi pengunjung. Saking banyaknya, mereka harus mengambil nomor antrean. Satu orang hanya boleh membeli 2 kotak. Murah kok, hanya Rp 25.000 per kotak ukuran loyang persegi panjang 30 cm.

“Saya sudah antre di sini dari jam 14.00 WIB, Mas,” ujar seorang ibu dari Depok. Rizka, sang pemilik Lapis Bogor, mengatakan baru memulai usahanya pada tahun 2011 dari industri kue rumahan bermodalkan uang Rp 500.000 saja di Jl Kebon Pedes, Bogor.

“Lapis Bogor punya rasa original dengan bolu talas bertopping keju, coklat, strawberi, capucino, tiramisu, blueberi. Ada juga Lapis Bogor green tea dan brownies talas original dan keju,” kata Rizka. Yang membuat Lapis Bogor makin menarik untuk wisatawan adalah kemasannya yang berwarna kuning ungu, mencantumkan informasi aneka destinasi wisata di Bogor. Sambil makan kuenya, wisatawan bisa membaca keterangan soal tempat wisata di Bogor. Kotak kue sekaligus informasi wisata ini bukannya tanpa sebab.

“Boks kita ada informasi pariwisatanya karena juga mendukung Visit Bogor. Jadi kita tidak hanya menjual produk tapi juga promosi wisata di Bogor,” kata perempuan berjilbab ini. Sempat ditolak sana-sini, Lapis Bogor kini menjadi kue yang paling diburu wisatawan. Sampai-sampai Lapis Bogor membuat aturan ketat: Satu orang membeli maksimal 2 boks!

“Semua kasir saya pernah dimarahi pembeli sampai menangis, karena pembeli kehabisan kue,” saran Rizka. Rizka tidak menampik, banyak wisatawan yang membandingkan Lapis Bogor dengan Brownies Amanda karena sama-sama fenomenal. Pembeli Lapis Bogor adalah wisatawan dari berbagai kota. Wisatawan asing yang tahu pun suka membeli Lapis Bogor. “Pernah ada yang mengaku datang jauh-jauh dari Papua mau membeli Lapis Bogor, tapi sudah kehabisan. Mau bagaimana lagi,” kata Rizka.

Dalam sehari, Lapis Bogor menjual 3.400 boks bolu lembut ini. Wisatawan bisa membeli di outlet Pajajaran, outlet Cimanggu di Jl Raya Sholeh Iskandar no 100, dan Rumah Makan Raffles di Puncak. Tahun 2013, rencananya akan dibuka outlet lagi di kawasan Air Mancur, Jl Jend Sudirman, Bogor. Selain Lapis Bogor, toko mereka juga menjual aneka camilan lain seperti keripik atau coklat.

Kalau Anda datang tanpa memesan kue sebelumnya, maka perhatikan jam kue dikeluarkan. Lapis Bogor dikeluarkan pukul 07.00 WIB dan 15.00 WIB. Siap-siaplah antre bersama puluhan orang lain. Kalau mau ambil banyak, lebih baik bawa teman. Kalau mau topping tertentu lebih baik pesan saja, karena kita tidak tahu Lapis Bogor apa yang tersisa saat itu. Jika Anda datang ke Lapis Bogor dan menemukan toko ini dalam keadaan sepi, hal itu hanya berarti satu hal: kuenya sudah habis!

Tidak hanya meningkatkan pamor talas, nasionalisme juga terasa makin kental dalam produknya. Riska yang kini memiliki dua gerai kue sekaligus mempromosikan Kota Bogor melalui produknya. Di kemasan kue lapis dan situs usahanya www.lapisbogor.blogspot.com ia mencantumkan objek-objek wisata di Bogor berikut keterangan singkatnya.

Sumber : jpmi.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label