Selasa, 30 April 2013

Bagaimana Cara Menulis Artikel Baik Standar SEO


Bagaimana Cara Menulis Artikel Baik Standar SEO
Bagaimana Cara Menulis Artikel yang Baik Standar SEO?  Usahakan untuk membuat artikel berkualitas dari kata-kata kunci yang sudah diriset. Jika belum mengetahui tentang cara riset kata kunci anda bisa baca: Cara Melakukan Riset Kata Kunci
Setelah menentukan kata kunci yang akan dibuatkan artikel, maka kita siap untuk memulai.
Perhatikan faktor-faktor penting di saat menulis artikel berikut ini:

1. Memilih Judul Artikel
Tahap pertama adalah menentukan judul artikel. Pastikan judul ini mengandung kata kunci yang terpenting di dalam artikel. Panjang judul artikel sebaiknya sekitar 5-7 kata saja, karena semakin panjang akan semakin berkurang kerapatan kata kunci di dalamnya. Kalau mau membuat judul artikel heboh sebaiknya jangan sampai mengorbankan kata kunci di dalamnya. Sebagai contoh, jika judul artikelnya "Harga Ipad 3 Turun Lagi" cukup diubah menjadi "Astaga! Harga Ipad 3 Turun Lagi"

2. Memilih URL Artikel
Jika judul artikel yang dipilih cukup panjang, maka bisa jadi tidak dimuat semua di URL artikel. Bagi pengguna blog berplatform blogger.com bisa mengubah URL dengan cara berikut. Lihat di bagian kanan dari tempat mengetik artikel anda. Di situ ada satu menu bernama Tautan permanen. Klik menu tersebut, maka akan terbuka tampilannya.
Anda cukup mengetikkan bagian terakhir dari URL. Sebagai contoh, jika URL yang saya inginkan adalah http://peuyeumcipatat.blogspot.com/2013/04/bagaimana-cara-menulis-artikel-baik-standar-seo.html, maka yang saya ketikkan adalah bagaimana-cara-menulis-artikel-baik-standar-seo (jangan lupa tanda hubung - diikutkan dalam url). Dengan begini URL akan menjadi lebih SEO friendly.

3. Gunakan Label Di Setiap Artikel
Sebaiknya menggunakan label untuk artikel-artikel anda. Pilih label yang paling tepat untuk mendiskripsikan artikel yang dibuat. Untuk memasukkan label klik Menu Label di bagian kanan kolom mengetik artikel. Jika memakai lebih dari satu label pisahkan dengan koma. Jika blog anda bertema campuran dan tidak fokus pada satu topik, maka sebaiknya pasang gadget label pada sidebar untuk membantu aliran pagerank ke halaman-halaman artikel blog anda.

4. Pastikan Memasang Meta Deskripsi
Meta deskripsi ini yang akan ditampilkan pada snippet hasil pencarian Google, jadi pastikan meta deskripsi ini juga menggunakan kata kunci yang ada di artikel anda. Panjang meta deskripsi itu tidak perlu terlalu panjang, 150 karakter itu sudah memadai. Tapi untuk mengaktifkan fitur input meta deskripsi di pembuatan artikel, silahkan ikuti panduan nya disini: cara pasang meta description.

5. Membuat Artikel Yang Teroptimisasi
Artikel yang saudara buat sebaiknya mengikuti beberapa aturan berikut ini:
  • Panjang artikel minimal 500 kata
  • Setiap kata kunci setidaknya diulangi 3 kali di dalam artikel, (harus menjaga kepadatan sekitar 3-6% itu hanya isu)
  • Kata kunci yang muncul pertama kali harus di bold atau italic
  • Gunakan bahasa yang baku agar kualitas artikel tidak berkurang
  • Jika bisa, buat lagi satu frasa dengan kata kunci di dalam artikel dan beri tag Heading H2 atau H3.
6. Memasang Gambar Di Dalam Artikel
Pastikan gambar yang anda pasang mengandung Alt tag. Alt tag ini bertugas memberitahu Google tentang isi gambar, karena Googlebot belum bisa mengenali gambar. Kalau bisa ukuran file gambar jangan terlalu besar, karena bisa mempengaruhi waktu loading halaman. Bagi pemakai blogspot, gambar sebaiknya diupload saat menulis artikel, dan jangan dihosting di image hosting yang lain. Karena kadang hosting lain tidak bisa mengimbangi kecepatan loading gambar dari blogspot pada jam-jam sibuk.

7. Memasang Link Di Dalam Artikel
Jika anda benar-benar perlu memasang link di dalam artikel, maka ikuti beberapa aturan berikut:
  • Pastikan semua link terbuka di tab baru
  • Bedakan link yang keluar dan link yang menuju halaman blog anda sendiri. Untuk link yang keluar pastikan menggunakan rel="nofollow", sedangkan yang menuju artikel sendiri tidak perlu nofollow.
  • Penting!!! Usahakan dalam artikel anda setidaknya ada dua link menuju artikel lain di blog anda jika memang ada kaitannya. Interlink seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan robot mesin pencari mengindeks blog anda.
8. Pastikan Artikel Anda Mampu Memberi Solusi Atau Menghidangkan Informasi yang dicari Pembaca
Tujuannya sederhana, agar pembaca tertarik membaca artikel lainnya, atau bahkan datang berkali-kali ke blog anda. Ini akan sangat baik untuk reputasi blog anda.
Delapan poin di atas bisa membantu saudara untuk meningkatkan kualitas artikel blog. Mudah-mudahan ini bisa membuat artikel blog anda terindeks lebih baik lagi....  Terima kasih sudah mau mampir dan membaca artikel ini

Source artikel: http://trikmudahseo.blogspot.com

Kemiskinan musuh kita bersama



Kemiskinan musuh kita bersama
Negara kita adalah Negara kaya, siapa yang bilang miskin…? Coba kita tengok hutan kita kaya karena didalamnya banyak menyimpan kekayaan ada jati, ulin, meranti, sengon dan lain lain, tanah kita kaya Karena didalamnya menyimpan kekayaan ada minyak bumi, emas, batu bara, tembaga, besi dan lain lain dan juga laut kita kaya karena berbagai macam ikan hidup didalamnya dari ikan teri sampai ikan paus ada, tapi mengapa penduduk Indonesia miskin ?  what wrong…..?

Data data yang diterima dari Badan Statistik akhir akhir ini menujukan bahwa jumlah penduduk yang dibawah garis kemiskinan di Indonesia tinggal 28,59 juta orang atau 11,66 persen dari total penduduk Indonesia, katanya…! karena kita juga belum melakukan sensus. Walaupun demikian tapi jangan membuat kita jadi pesimis kita harus memberikan penghormatan dan penghargaan yang setinggi tingginya terhadap upaya upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menekan angka kemiskinan di negeri ini.
Kemiskinan adalah musuh kita bersama, latar belakangnya bisa bermacam macam; disini saya akan menyampaikan beberapa diantaranya saja :


1.    Keterbelakangan

Rakyat Indonesia mayoritas berada dipedesaan dan pedalaman yang kurang tersentuh oleh program pemerintah, kondisinya memperihatinkan hidupnya dibawah garis kemiskinan, terlalu riskan kalau saya menyebutnya miskin total. Makanannya masih tradisional alias tidak memenuhi standar gizi YANG BAIK, pendidikannya pun masih bibawah standar alias buta huruf bin masih terbelakang namun fanatisme dan patriotisme keIndonesiaannya sangat kental, sehingga ketika kekayaannya dijarah oleh orang kota mereka mangut mangut saja karena memang orang suku pedalaman kok

2.   Kebodohan

Nah kalau rakyat Indonesia yang ini agak mendingan, mereka sudah bisa baca tulis tapi belum tahu aturan, belum tahu hak dan kewajiban sehingga hidupnya memakai aturan hukum rimba mereka cenderung jadi objek penderita dari orang orang pintar (mudah dimanfaatkan oleh orang orang yang punya kepentingan) misalnya kepentingan politik/mencari dukungan, memang cocok mencari dukungan kepada orang bodoh... irit biaya, kepentingan bisnis dan lain sebagainya

3.   Korupsi merajalela

Ya, memang korupsi sudah melembaga dari tingkat atas sampai dengan tingkat bawah, orang sudah tidak punya rasa malu lagi untuk melakukan korupsi, paktanya memang demikian. Mari kita tengok kalangan elit pejabat dengan dalih penyesuaian anggarankah, study banding keluar negri kah, ah pokoknya bermacam macam, mereka bicara dengan menggunakan retorika mutar mutar menghanyutkan rakyat, padahal mau nilep duit rakyat

4.   Kurangnya Penegakan Hukum (Low Inforcement)

Hukum kadang sering berpihak, sering tidak melihat silemah atau simiskin sehingga mereka tersudutlah dipojok pojok kehidupan hak-haknya dirampas dan mereka tidak berdaya. Tapi kalau yang punya urusannya pemguasa, pengusaha atau pejabat hukum cepat cepat ditegakan. Ini pakta dan semua orang tahu dan tiap hari melihat tayangannya ditelevisi

5.    Moral

Moral adalah sebuah benda yang abstrak dan susah dicari akan tetapi kalau orang sudah tidak memiliki benda ini akibatnya sangat dahsyat sekali, lebih dari kekuatan bom atom. Ya!, kalau orang sudah tidak mempunyai moral ya seperti itu,ada yang ngurus beras jadi kutu beras, ada yang ngurus laut jadi bajak laut, yang ngurus bawang jadi hama bawang, yang ngurus minyak jadi hantu minyak, yang ngurus zakat jadi apa coba…? Ya jadi setan....,sompret makan tuh rejeki pakir miskin, biar mati kekenyangan lhu!

Itulah barangkali garis besarnya, beberapa poin dari sekian banyak musuh kemiskinan yang harus kita berantas sampai habis jangan sampai menjadi kangker yang menjalar keberbagai sendi kehidupan, kalau kita tidak memberantasnya dari sekarang tunggu saja kehancuran negeri ini
Mudah mudahan bermanfaat

Mengembangkan FOG Bridal


Hal yang kerap memusingkan sepasang calon pengantin ketika ingin melangsungkan pernikahan adalah masalah biaya. Bukan hanya biaya sewa tempat acara itu dan hidangan makanan bagi para tamu, tapi juga urusan tata rias serta kebutuhan gaun pengantin.
Farina Ho menyadari beban berat yang dihadapi para calon pengantin itu. Untuk meringankan beban mereka, pemilik FOG Bridal ini menawarkan program cicilan paket pernikahan, mulai dari tata rias, busana pengantin hingga dokumentasi pernikahan. “Saya tidak ingin masalah biaya menghalangi rencana pernikahan klien,” kata dia.
Sejatinya, setiap perempuan ingin tampil cantik nan menawan. Tak heran, mereka kerap menyambangi salon kecantikan untuk bersolek sekinclong mungkin. Sayangnya, saat ini biaya jasa kecantikan semakin mahal.
Kondisi tersebut mendorong Farina Ho menerjuni bisnis kecantikan. Misi utamanya adalah menyediakan jasa kecantikan berkualitas tapi dengan harga terjangkau. Toh, bukan perkara mudah baginya mengarungi dunia bisnis kecantikan.
Selain banyaknya jumlah pesaing, pengalaman Farina di bisnis ini juga masih ‘hijau’. Karena itu, dia kerap menelan pil pahit di awal-awal tahun merintis usaha kecantikannya.
Farina berkisah, pertama kali terjun ke bisnis salon kecantikan pada tahun 2001. Lokasi usahanya berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Sayangnya, baru satu tahun berjalan, dia sudah harus menutup usahanya itu.
Penyebabnya, ketika itu Farina kurang ketat dalam mengontrol kerja karyawannya dan minim pengalaman berbisnis salon. “Sedih sekali. Apalagi, itu yang pertama buat saya,” kenangnya.
Sejak saat itu, Farina sempat mengalihkan fokusnya ke bisnis lain. Sayang, usaha itu juga tak berjalan mulus dan harus gulung tikar pada 2005. “Karena globalisasi, barang saya sulit bersaing di pasar luar negeri,” ujarnya.
Beruntung, Farina bermental baja. Seolah tidak mau kapok berbisnis, dia kembali menjalankan bisnis kecantikan. Pada tahun 2004, dia membeli waralaba salon Rudi Hadisuwarno.
Bukan tanpa alasan, Farina memilih menjalankan usaha salon waralaba. Menurut dia, bisnis waralaba biasanya sudah memiliki standar baku operasional prosedur (SOP). Yang lebih penting lagi, nama waralaba tersebut sudah dikenal baik masyarakat.
Dengan pertimbangan itu, Farina yakin bakal tidak terperosok dua kali di lubang yang sama. “Saya memetik pelajaran berharga dari kegagalan sebelumnya. Dari situ saya berpikir, mengapa tidak memanfaatkan waralaba dari pemain lain yang sudah terkenal,” katanya.
Naluri bisnisnya itu tidak meleset. Hanya butuh waktu tiga tahun bagi Farina untuk menggaet banyak pelanggan dari bisnis salon waralabanya. Dalam periode itu, usaha waralaba Salon Rudi Hadisuwarno milik Farina semakin dikenal oleh konsumen yang berada di lingkungan sekitar, yakni di kawasan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Hal itu tak membuat Farina berpuas diri. Justru, dia terus memutar otak untuk membuka gerai rias pengantin dan penyewaan gaun pengantin. Apalagi, banyak konsumen yang menanyakan layanan ini. “Selain itu kemampuan make up ahli kecantikan saya juga ternyata cocok dengan banyak konsumen saya,” ujarnya.
Inilah yang membuat Farina berani membuka FOG Bridal pada tahun 2007. Usaha ini menempati lahan kantin di bekas kos-kosan milik Farina yang bersebelahan dengan bisnis salonnya.
Dia mengadopsi konsep dan strategi bisnis dari waralaba Salon Rudi Hadisuwarno untuk operasional FOG Bridal. “Semuanya sudah teruji di usaha waralaba itu,” ucapnya.
Tak hanya itu, Farina mengadopsi cara mengatur tenaga pemasaran. Pada tahap awal, FOG Bridal memiliki lima pekerja, yang empat diantaranya bertugas menghias calon pengantin.
Pada tahun ketiga, FOG Bridal telah bersolek diri dengan menambah jenis layanan yang masih berkaitan dengan pernikahan. Selain salon dan bridal, FOG Bridal melengkapi layanannya dengan fotografi pernikahan. Jadi, setiap pasangan calon pengantin tak perlu repot mencari fotografer perkawinannya. “Layanan kami lumayan komplit,” ujarnya.
Farina berharap, kehadiran FOG Bridal dapat menjembatani kebutuhan para calon pengantin dengan modal yang tidak terlalu besar. “Makanya, target pasar kami adalah mereka yang masuk segmen kelas menengah,” imbuh dia.
Seperti diketahui, setiap tahun biaya pernikahan terus naik. Bagi sebagian masyarakat, biayanya sudah tergolong tinggi. Sehingga, kehadiran bridal, seperti bridal milik Farina ini, memang dibutuhkan untuk menjembatani kondisi tersebut.
Meski sakral, sebuah pesta pernikahan kerap memberatkan pasangan calon pengantin yang akan melangsungkan hajatan itu. Maklum, biaya perlengkapan pernikahan masih mahal. Untuk meringankan beban kliennya, Farina Ho menyediakan paket pernikahan dengan sistem cicilan pembayaran.
Program cicilan ringan itu telah berlangsung sejak FOG Bridal beroperasi pada tahun 2007. Dia ingin membantu klien kelas menengah yang berpenghasilan tetap.
Ternyata sambutannya cukup positif. Menurut dia, jumlah klien yang memanfaatkan program cicilan itu telah mencapai 60 pasangan pengantin. Program cicilan dapat dimanfaatkan ketika mengambil paket pernikahan FOG Bridal.
Farina menawarkan sederet paket pernikahan dengan harga yang terjangkau kantong konsumen kelas menengah. Ada lima paket yang ditawarkan FOG Bridal.
Untuk Paket Honeymoon biayanya Rp 2,5 juta, Paket Deluxe Rp 3,5 juta, Paket Miracle Rp 9,9 juta, Paket Harmony Rp 11,5 juta, Paket Romantic Rp 14,5 juta, dan Paket Fantastic Rp 16,5 juta.
Meski terhitung mahal, Farina menjamin kualitas layanan FOG Bridal. Dia tak main-main dalam urusan kualitas produk dan layanan.
Setiap bulan, misalnya, dia selalu memperbarui koleksi gaun pengantin. Setiap kali belanja, Farina biasa membeli sekitar enam sampai tujuh gaun dengan model sesuai tren yang tengah berkembang di pasar Asia. Selain terbukti efektif menjaring konsumen, strategi bisnis tersebut cukup ampuh mendongkrak pendapatan, serta menguatkan posisi FOG Bridal di bisnis ini.
Hal itu sekaligus membuktikan kepiawaian perempuan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas itu membaca kebutuhan pasar.
Di bulan normal atau di luar musim nikah, FOG Bridal rata-rata mengantongi omzet Rp 60 juta per bulan, dengan marjin keuntungan sebesar 30%. “Pada musim nikah periode Oktober-Desember omzetnya bisa naik dua kali lipat,” ujarnya.
Bagi calon pengantin yang berminat mengambil paket cicilan yang ditawarkan FOG Bridal, caranya cukup mudah. Anda tinggal memilih salah satu paket pernikahan tersebut. Setelah menetapkan pilihan paket, Anda hanya wajib menyetor uang down payment alias uang muka sebesar Rp 1 juta kepada FOG Bridal. Setelah membayar uang muka, Anda tinggal menyesuaikan sendiri jumlah pembayaran serta nilai cicilan paket yang diambil.
Yang penting Anda harus memperhatikan ketentuan dari FOG Bridal. Di antaranya, tiga bulan sebelum pernikahan digelar, biaya cicilan harus mencapai 50% dari nilai paket. “Pada H-7 pernikahan sudah harus lunas,” katanya.
Tiap paket memiliki kelebihan masing-masing. Sebagai contoh, Paket Miracle, paket yang paling laku saat ini, mempunyai fasilitas lumayan lengkap.
Pada paket tersebut, FOG Bridal telah menyediakan gaun pengantin lengkap, riasan atau make up, jas pengantin, kue pengantin tiga tingkat, foto studio satu album, foto liputan dan video shooting selama acara pernikahan berlangsung.
Selain itu, bunga tangan dan bunga jas dalam keadaan segar, gaun pengapit, serta make up untuk satu remaja atau dua anak kecil. “Kami juga menyediakan bonus berupa foto kanvas dan bingkai, make-up, dan tata rambut bagi orang tua mempelai,” kata Farina.
Jadi, semestinya program ini bisa meringankan mereka yang ingin menikah namun berbiaya pas-pasan.
Kendati pernah mencecap pengalaman pahit dalam berbisnis salon kecantikan, Farina tak patah arang menekuni bisnis tersebut. Kini, dengan bendera bisnisnya yang baru, FOG Bridal, dia mengibarkan sayap usahanya. Dalam waktu dekat, Farina akan membuka gerai baru FOG di C’One Hotel, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah lawas itu dipegang betul oleh Farina Ho dalam merintis usaha salon kecantikan. Dia mengatakan, kesuksesan yang diraihnya selama ini tak lepas dari pengalaman pribadinya, baik cerita pahit maupun manis.
Seperti pernah diceritakan sebelumnya, pada tahun 2001 Farina sempat merasakan pahitnya berbisnis. Ketika itu ia harus menutup gerai salon kecantikannya. Padahal, kala itu usaha salonnya baru berumur satu tahun. Otomatis, peristiwa itu membuat Farina sedih dan kecewa.
Namun, pengalaman getir itu tak membuat perempuan berusia 45 tahun ini jera berbisnis. Sebaliknya, Farina bertekad kembali membangun usaha salonnya.
Untuk menghindari kegagalan serupa terulang, pada 2007 Farina membeli waralaba salon Rudi Hadisuwarno. Dari situ, dia menerapkan sistem manajemen yang benar. Di antaranya, dengan mengadopsi standar operasi prosedur (SOP) waralaba salon tersebut.
Kini, di usianya yang hampir genap tiga tahun, usaha Farina dengan bendera FOG Bridal, telah berhasil menjaring konsumen kelas menengah yang merupakan target pasar bisnisnya.
Saat ini, bisnis FOG telah berkembang pesat. Lihat saja, jumlah karyawan FOG yang awalnya hanya lima, sudah bertambah menjadi 13 orang. Bukan cuma itu. Koleksi gaun, jenis bahan bridal, dan model makeup salon FOG terus dimutakhirkan sesuai dengan tren yang berkembang. Bahkan, Farina berambisi menambah koleksi gaun pengantin yang saat ini berjumlah 80 gaun.
Farina terjun langsung memilih gaun dari produsen busana di luar negeri. Seperti China, Hongkong, dan Taiwan. Semua ini berkat kepiawaiannya dalam memanfaatkan relasi dari bisnis yang pernah digelutinya pada tahun 2005, yakni ekspor-impor.
Melalui jalinan kerja sama dengan koleganya itu, Farina bisa memasukkan gaun pengantin dari luar negeri ke Indonesia dengan ongkos kirim yang jauh lebih murah. Pasalnya, dia menjalin kerja sama dengan pengelola perusahaan yang bergerak di bidang ekspor-impor barang. “Ongkosnya jadi lumayan murah. Kalau dulu saya mesti membawanya sendiri dengan pesawat,” kata dia.
Selain gaun pengantin modern, FOG Bridal juga melengkapi koleksinya dengan menyediakan kebaya pengantin modern. “Dua model busana tersebut yang paling digemari pasangan pengantin,” imbuh Farina.
Untuk makeup, Farina terus mengasah keterampilan para karyawannya. Bahkan, ada seorang perias FOG yang pernah mencicipi pelatihan di salah satu perusahaan kecantikan ternama di Indonesia.
Memang, perias tersebut tidak mendapatkan sokongan dana langsung dari FOG. Tapi, Farina memberikan semacam insentif khusus bagi para karyawannya yang berprestasi.
Hal itu perlu dilakukan Farina agar FOG Bridal tidak ketinggalan dalam memperkenalkan tren mode makeup baru kepada pelanggannya. Pasalnya, model makeup tiap tahun terus berganti.
Demi semakin melebarkan sayap bisnisnya, saat ini Farina tengah bersiap membuka gerai FOG Bridal yang baru. Rencananya, gerai anyar itu akan menempati sebuah ruangan di C’One Hotel di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Farina berharap, kehadiran gerai baru tersebut mampu mendongkrak bisnis FOG Bridal. Dia pun optimistis pemilihan lokasi gerai yang tepat mampu menjaring konsumen kelas menengah. “Rasanya tepat untuk membuka gerai baru kami di sini,” tandasnya.
Farina mengaku tidak khawatir dengan keberadaan gerai barunya yang berada di dalam hotel. Menurut dia, kendati terbilang naik kelas dengan menempati ruangan hotel berbintang, tarif jasa kecantikan dan bridal FOG tetap terjangkau konsumen.
Selain itu, Farina juga menjamin kualitas pelayanan FOG akan lebih disempurnakan dari sebelumnya. Tentu saja, lanjut dia, peningkatan layanan itu tidak akan disertai dengan lonjakan tarif yang terlalu berlebihan. “Saya tidak ingin mengambil aji mumpung dengan menaikkan tarif seenaknya. Sebab, hal ini hanya akan memberatkan pelanggan,” pungkasnya.
Sumber : wirasmada.wordpress.com

Sukses Tony Fernandez

Mari kita berandai-andai. Jika seandainya usaha atau pekerjaan yang kita kerjakan selalu berhasil, selalu menguntungkan, selalu jadi, dan selalu memuaskan. Wah, pasti sangat menyenangkan sekali bukan? Tapi apakah ada orang yang punya kemampuan seperti itu? Mungkin kalau yang dimaksud adalah orang yang "bertangan dingin" yang tekun dan konsisiten melakukan sesuatu hingga berhasil, itu memang ada, salah satunya adalah pendiri maskapai penerbagan AirAsia, Tony Fernandes.

Anthony Francis Fernandes, adalah seorang pengusaha sukses asal negeri jiran, yang namanya mulai banyak dikenal masyarakat, saat dia berhasil membawa maskapai penerbangan pemerintah Malaysia AirAsia yang diambang kebangkrutan, menjadi memasuki masa jaya.

Sebelum melambungkan nama AirAsia, Tony Fernandez bekerja di Warner Music, dan sempat mencapai prestasi sebagai Manager Director termuda di perusahaan tersebut pada umurnya yang masih 27 tahun. Awal mula dia memutuskan untuk beralih dari bekerja di bidang musik untuk kemudian menjadi seorang pengusaha di bidang maskapai penerbangan adalah berawal dari tayangan iklan EasyJet di bar dan ketertarikannya kepada pesawat. Keputusannya untuk hengkang dari Warner Music didasari fakta yang kurang mengenakkan dari industri music. Pembajakan!

AirAsia yang pada tahun pertama beraksi dibawah komando Tony Fernandez (pada 2002) hanya mengangkut penumpang sejumlah 250.000 dan 200 staf, hingga pada tahun 2012 AirAsia tercatat memiliki 103 armada pesawat dan 10.000 staf serta memiliki target 32juta penumpang kedepannya. Singkat cerita, Tony berhasil "menyentuh" AirAsia yang semula adalah perusahaan penerbangan yang dililit utang banyak menjadi perusahaan yang menguntungkan.

Selain tercatat sebagai pemilik AirAsia, Tony Fernandez tercatat pula sebagai presiden klub sepak bola liga Inggris, Queens Park Rangers (QPR). Pada 18 Agustus 2011 Tony resmi menjadi pemegang mayoritas saham QPR setelah membeli 66% saham klub tersebut dariBernie Ecclestone. Selain sepak bola, Tony juga merambah bisnis berdasarkan hobinya yang lain yaitu pada bidang olahraga balapan mobil F1. Tony tercatat sebagai ketua Caterham Formula One Team yang turun ke arena balap dengan nama Lotus Racing (2010) atau Team Lotus (2011).

Sebelum kita membahas pesan tersembunyi di balik kesuksesan seorang pemilik bisnis penerbangan asal Malaysia ini, berikut adalah cerita tentang Raja Midas yang punya kemampuan apa pun yang disentuhnya bisa menjadi emas. Walau pun kisah Midas ini tidak teruji kebenarannya, namun kita tetap bisa mengambil pesan moral yang ada di baliknya.

Dahulu, negeri Yunani diperintah oleh seorang raja bernama Raja Midas. Waktu itu, di sana dewa-dewa masih tinggal di Gunung Olympus. Mereka tampan, cantik, anggun, dan sakti. Manusia biasa menaruh hormat dan sedikit takut pada mereka, kecuali Raja Midas. Raja yang periang ini tak pernah punya pikiran, bagaimana mungkin para dewa akan mencelakakannya.

Raja Midas suka sekali mengundang para dewa ke istananya untuk suatu perjamuan. Raja Midas sangat tertarik melihat penampilan para dewa yang anggun, cantik, gagah, tampan, dan sakti itu. Raja Midas lupa, kesaktian para dewa mungkin bisa membuatnya celaka. Suatu malam Raja Midas menjamu Dewa Bacchus, Dewa anggur dan Dewa hutan serta beberapa gembala. Karena puas, Dewa Bacchus berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan Raja Midas.

Menjamu tamu-tamu terhormat seperti itu membutuhkan biaya banyak, jadi Raja Midas berharap apapun yang disentuhnya dapat berubah menjadi emas. "Dengan demikian aku tak akan kehabisan uang," pikirnya. Dewa Bacchus mengabulkan permintaannya. Mula-mula Raja Midas merasa senang. Disentuhnya bunga-bunga di taman istana dan bunga-bunga itu pun berubah menjadi emas. Dia Menyentuh semak-semak, pohon-pohon, serta dinding istana. Semuanya berubah menjadi emas berkilau.

Tapi ketika Raja Midas lapar, dan ingin bersantap, apapun yang disentuhnya jadi emas. Paha kalkun, ayam panggang, apel, anggur, semuanya jadi emas. Raja Midas tidak bisa makan. Putri kesayangannya berlari masuk ruang makan, dan memeluk baginda untuk mengucapkan selamat pagi, dia pun berubah menjadi patung emas!

Tony memang memiliki keahlian dalam mengelola sebuah bisnis, tapi dia bukan Raja Midas yang punya kemampuan mengubah apa pun menjadi emas dengan menyentuhnya. Itu artinya peluang untuk tidak berhasil dalam usaha apa pun memang selalu ada, demikian juga peluang untuk berhasil juga ada. Dalam "menyentuh" AirAsia Tony memang berhasil, namum di bidang lainnya seperti mengelola klub sepak bola Queens Park Rangers (QPR) dan di arena balap F1 dengan Lotus Racingnya, belum sepenuhnya bisa dikatakan berhasil.

Yang terpenting adalah bukan semua yang kita "sentuh" bisa menjadi "emas", melainkan ada yang menjadi "emas" dari yang kita "sentuh". Belajar dari kisah sukses Tony Fernandez, untuk berhasil dalam bidang yang kita geluti – termasuk dalam berkarier – adalah melakukannya dengan sepenuh hati dan yakin bahwa apa yang kita usahakan itu akan berhasil. Lalu lakukan dengan konsisten walau pun harus bertemu dengan banyak kesulitan. Kalau pun harus berhenti, itu bukan karena menyerah, melainkan karena sudah berhasil dan ingin “menyentuh” bidang lainnya menjadi "emas". Satu hal lagi, sentuhlah apa pun yang Anda lakukan dengan Sentuhan Cinta!

Sumber : id.jobsdb.com

Usaha Design dan Rias Pengantin


Ristya Stefanie belajar make up secara otodidak dan mendirikan usaha mandiri Make Up & Wedding Design pada 2005, di usia 19 tahun.

Saat masa kanak-kanak, tanpa disadari, Anda mungkin pernah memikirkan atau mengucapkan ingin menjadi apa. Boleh jadi Anda sudah menentukan pilihan profesi dengan kejujuran bukan karena desakan orang lain saat masih belia. Meski seiring perjalanan waktu, cita-cita terpendam itu sempat beralih atau bahkan semakin menjauh dari kenyataan.

Perias pengantin berusia 25, Ristya Stefanie mengalaminya. Perempuan asal Surabaya ini mengaku pernah mengucapkan ingin berwirausaha saat masih belia. Meski boleh jadi saat itu ia belum mengerti apa itu wirausaha dan ingin berwirausaha di bidang apa. Namun ucapan itu menjadi nyata, karena kini cita-citanya menjadi entrepreneur terwujud. Sejak usia 13, perempuan yang akrab disapa Tya memulai perjalanannya sebagai entrepreneur dengan keahliannya sebagai penata rias wajah.

Saat itu, menggunakan make up ibunya, Tya menawarkan diri merias teman-teman dekatnya untuk berbagai keperluan. “Saya merias teman-teman yang ingin tampil di acara pertunjukkan 17 Agustus atau mereka yang butuh make up untuk acara lainnya. Modalnya, alat make up ibu saya. Tapi, setelah mendapatkan bayaran dari teman-teman, saat itu sekitar tahun 2000 saya menerima uang jasa rias wajah Rp 15.000 per orang. Dengan total empat orang, saya mendapatkan uang Rp 60.000 untuk pertama kalinya dari merias wajah dan membeli alat make up darinya,” tutur Tya saat jumpa media di Citywalks Sudirman, Jakarta, Rabu (22/2/2012).

Keterampilan Tya dalam merias wajah mendapatkan apresiasi positif dari orang-orang terdekatnya. Kemahirannya semakin terasah saat Tya mengeyam pendidikan S-1 Komunikasi di Universitas Petra. Sambil kuliah, perempuan kelahiran Surabaya, 15 September 1986 ini pun memberanikan diri merintis bisnis make up wedding. Belum juga meraih gelar sarjana, Tya memutuskan mendirikan Ristya Stefanie Make Up & Wedding Design pada 2005, di usia 19.

Diskriminasi
Tak mudah bagi perempuan muda untuk terjun ke bisnis tata rias pengantin. Seperti Tya yang mengalami penolakan dan diskriminasi.
Meski terbukti sukses mempercantik perempuan dan memahami seluk beluk make up, namun ketika memutuskan terjun ke industri dan bisnis tata rias pengantin, keterampilan yang didapatkan secara otodidak menjadi pertimbangan banyak orang. Diskriminasi kerap dialami Tya karena usia muda dan keterampilan make up didapatinya tanpa berbekal ijazah sekolah tata rias profesional.

“Saat mengikuti kompetisi, menurut saya penata rias wajah yang belajar otodidak menjadi prioritas ke sekian meskipun ia mampu menciptakan make up yang baik. Saya pernah menang di kompetisi tingkat nasional, namun saya merasakan adanya perbedaan perlakuan dan saya melihat banyak peserta lain yang belajar make up otodidak memiliki keterampilan yang baik, namun kalah bersaing dengan peserta lulusan kursus atau sekolah make up dengan keterampilan make up biasa saja,” jelasnya.

Tak hanya itu, Tya juga pernah dipilih sebagai penata rias pengantin sebuah keluarga di Surabaya, lantaran hasil riasannya dianggap memenuhi selera. Namun ketika tahu, usianya masih muda dan masih kuliah, keluarga tersebut membatalkan begitu saja lantaran tak percaya perempuan seusianya mampu menangani riasan pernikahan.

Tya memang belum memiliki jam terbang tinggi lantaran usianya pun masih muda. Namun, bukan berarti anak muda tak memiliki keunggulan. Usia muda bukan berarti kemampuan dan keterampilan serta kualitas personal patut dipertanyakan atau bahkan diragukan. Alih-alih berpikir negatif atas berbagai penolakan yang diterimanya, Tya justru memompakan semangat ke dalam dirinya untuk terus menjalankan bisnisnya.
“Legowo, sudah itu saja yang saya lakukan,” kata Tya yang juga mahir merancang kebaya dan kini mengembangkan kemampuannya merancang gaun pengantin bergaya internasional menggunakan batik.

Berbekal pengalaman, Tya konsisten mengembangkan usahanya dan menjadi pebisnis  yang diperhitungkan industri tata rias dan busana pengantin modern, berbasis di Pondok Chandra Surabaya, Jawa Timur.
“Saya lebih suka menjadi owner ketimbang menjadi pegawai,” aku Tya yang mematok biaya jasa rias pengantin Rp 15 juta khusus make up, atau Rp 42,5 juta untuk satu paket tata rias dan busana pengantin.

Sumber : usahabiznisku.com

Senin, 29 April 2013

Kerja Keras Pengusaha Tahu


RODA kehidupan memang berputar. Kesabaran, ketekunan, kerja keras,dan pantang menyerah menjadi modal utama seorang pedagang tahu keliling yang kini menjadi bos pabrik yang memproduksi bahan makanan beromzet jutaan rupiah.

Adalah Acim Artasin(45) yang pertama kali menginjakkan kakinya di Jakarta, tepatnya di daerah Kebayoran Lama, sekira 1971 silam. Ketika itu, dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Kedatangannya di Jakarta langsung membawanya mengenal acara berdagang di pasar tradisional. Akhirnya, sembilan tahun kemudian, Acim mulai menggeluti proses jual beli bahan makanan. Berdagang tahu menjadi pilihan pekerjaan baginya. Bisnis keluarga menjadi salah satu latar belakang Acim untuk ikut serta memasarkan tahu dengan sasaran rumah tangga. Mulailah Acim berdagang tahu keliling yang kala itu keuntungan yang didapatnya tidak lebih dari seratusan ribu rupiah per hari.

Meskipun setiap harinya Acim harus berjalan menyusuri jalan di bawah terik matahari, dia melakukannya untuk kehidupan yang diyakini akan lebih baik. ”Sambil berjualan keliling kompleks perumahan, saya juga mulai mengumpulkan modal untuk usaha,” ujar Acim saat ditemui harian Seputar Indonesia (SINDO) di pabrik tahu miliknya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Kesabaran, ketekunan, dan kerja keras tanpa mengeluh ternyata membuahkan hasil. Setelah lebih kurang 19 tahun berjualan tahu keliling, modal yang dikumpulkan Acim pun mulai menumpuk. Tidak banyak memang,namun bisa membuat pekerjaannya sedikit lebih ringan. Minimal, dengan modal yang dia punya, bisa membuatnya berjualan tahu di pasar tradisional tanpa harus keliling.

Tahun 2000 mulailah Acim memasarkan tahunya di pasar tradisional. Meskipun sudah berjualan di pasar, Acim tidak berhenti mengumpulkan dana untuk memajukan usahanya. Tiga tahun lamanya di berjualan di pasar, peluang membesarkan usahanya nampak di depan mata. ”Awal 2003, ada pengusaha pabrik tahu yang bangkrut dan menawarkan saya untuk membeli pabrik dan alat-alat produksinya. Kesempatan itu langsung saya ambil,” ucapnya mengenang. Sebuah pabrik pengolahan tahu yang berdiri di atas tanah seluas 100 meter persegi menjadi titik balik perjalanan usaha Acim yang lebih besar. Untuk memulai menjadi seorang bos industri pengolahan bahan makanan, Acim tentu harus merogoh kantong lebih dalam.

Untuk membeli bangunan pabrik pengolahan, dibutuhkan dana yang tidak sedikit, yakni berkisar Rp9 juta. Sementara untuk membeli perabotan dan beberapa alat produksi pengolahan tahu seperti mesin uap,tungku air,dan lainnya, Acim membutuhkan dana minimal Rp7 juta. Tentu saja dana tersebut lumayan besar di mata Acim. Namun, tekadnya sudah sebesar gunung untuk mengambil kesempatan ini dan bisa memulai bisnis dengan keuntungan yang cukup menjanjikan di kemudian hari. Dua tahun kemudian, Acim memutuskan menjalankan bisnis ini. Awal tahun 2005, Acim memberanikan diri meminjam modal ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp35 juta yang untuk membeli lahan pabrik dan bangunannya beserta peralatan pengolahan tahu.

”Harga tanah sendiri sudah sangat mahal sekitar Rp50 juta, tapi bisa dicicil.Jadi pinjaman dari bank bisa untuk memulai usaha sambil menabung untuk melunasi utang tanah dan utang ke bank,” jelasnya. Sadar tidak mampu menjalankan industri pengolahan makanan seorang diri, Acim merekrut tujuh tenaga kerja yang sudah terampil dalam menjalankan mesin pengolahan maupun yang masih baru. Bahkan,dia pernah mempekerjakan 20 orang sekaligus. Namun, jumlah tersebut tidak bertahan lama.Kini,di pabrik kecil miliknya itu, dia mempekerjakan sedikitnya sembilan tenaga kerja.

Acim menceritakan, pada awalnya, industri pengolahan tahu miliknya hanya mampu memproduksi sedikitnya 1 kuintal tahu per hari yang kemudian didistribusikan ke pasar tradisional di daerah Ciputat dan sekitarnya. Menurutnya, tidak banyak keuntungan atau omzet yang diperolehnya pada masa awal menjalankan bisnis ini. ”Paling besar keuntungan per hari hanya Rp300.000. Itu pun sudah dikurangi dengan belanja bahan dasar pembuat tahu dan upah pekerja di sini,” paparnya. Optimisme terpancar dalam diri Acim. Meskipun kondisi awal tidak menguntungkan dan jauh dari ekspektasinya, dia tetap yakin bisnis yang dijalankan akan membawanya pada kehidupan yang lebih baik.

Optimisme yang tinggi membawanya bekerja lebih keras. Alhasil, perlahan tapi pasti, pabrik miliknya mulai berkembang. Acim bukanlah orang pertama yang memiliki pabrik pengolahan tahu di daerah Ciputat dan sekitarnya. Kerasnya persaingan dan kualitas bahan makanan jadi yang diolah di pabrik dan dipasarkan di pasar tradisional membuat Acim tidak boleh menyerah. Alhasil,kini pabrik pengolahan tahu miliknya mampu memproduksi sedikitnya 6 kuintal tahu per hari untuk dipasarkan di rekanannya di pasar Ciputat dan sekitarnya. Lebih dari 1.000 tahu putih ukuran besar dan 790 tahu ukuran kecil yang biasanya dikonsumsi di rumah tangga dihasilkan dari pabrik kecil miliknya. Tentu saja, kuantitas ini harus dibayar cukup mahal.

Biaya produksi dalam sehari mencapai Rp5 juta. Biaya itu tidak hanya dipergunakan untuk membeli bahan dasar pengolahan tahu, biaya proses pengolahan,dan upah bagi para pekerjanya. Jika sehari saja biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp5 juta,maka selama kurun waktu satu bulan, dana sebesar Rp150 juta harus dikeluarkan untuk memproduksi tahu-tahu berkualitas dan bergizi tinggi. Keuntungan yang didapatnya pun terbilang sudah cukup besar baginya. Jika pada awalnya hanya meraup keuntungan Rp300.000 per hari, kini omzetnya jauh di atas itu. Sayangnya, dia enggan menyebutkan omzet yang didapatnya kini.

”Yang jelas bisa untuk menutupi biaya produksi dan bisa membayar cicilan utang ke bank,” katanya sambil tersenyum. Untuk mendistribusikan hasil pengolahannya, Acim juga memiliki sebuah mobil operasional berjenis pikap yang siap mengantarnya ke pasar tradisional setiap malam. Salah satu kebanggaannya dengan bisnis ini, Acim sudah berhasil mengantarkan anaknya menjalani proses pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandung.

Setiap usaha menuju kesuksesan kerap menemui hambatan. Begitu pula yang terjadi pada bisnis industri pengolahan bahan makanan yang dirintis Acim.

Langkahnya menapaki dunia usaha tidak berjalan mulus. Insiden kebakaran yang melanda pabrik tahu miliknya adalah duka terdalam selama dia menjalankan bisnis ini. Amukan si jago merah pada 2005 silam membumihanguskan seluruh bangunan pabrik tahu beserta isinya. Beruntung, rumah tinggalnya yang persis berdampingan dengan pabrik itu tidak ikut habis terbakar. ”Semua ludes dan tidak bersisa. Yang tersisa hanya pakaian yang menempel di badan saja. Ini cobaan terberat selama saya menjalankan usaha ini,” kenang Acim. Kebakaran yang terjadi lima tahun silam bermula karena mampetnya minyak tanah dalam tungku sehingga membuat api di tungku uap membesar dan melahap seluruh barang di dalamnya.

Kerja keras Acim pun seolah habis tidak bersisa. Akibat insiden amukan si jago merah tersebut, Acim mengalami kerugian sekitar Rp100 juta,angka yang cukup besar baginya. Pascakebakaran,tentu saja semua harus dimulai dari awal lagi. Acim mulai mengumpulkan modal untuk melanjutkan usahanya. Acim pun menggadaikan mobil operasional miliknya untuk mendapatkan dana Rp35 juta. ”Waktu itu tidak berutang lagi karena dibantu oleh saudara-saudara saya yang menyumbangkan barang-barang berharga untuk modal saya.Dari saudara-saudara,saya dapat Rp30 juta,”papar Acim. Tidak mau menyerah dengan keadaan, Acim mulai merangkai kembali usahanya.Tragedi kebakaran tersebut justru semakin memperbesar usahanya.

Bangunan pabrik yang semula hanya 100 meter persegi kini diperlebar hingga menjadi 200 meter persegi. Bangunan pabrik miliknya terlihat lebih luas dan bisa dipergunakan untuk memaksimalkan produksi tahu.Selain itu,dia juga berhasil menebus kembali mobil operasional yang digadaikan untuk memulai usaha pascakebakaran. Bahkan, kini Acim sudah terlihat lebih maju beberapa langkah. Pada sepetak lahan di depan pabriknya, terparkir sebuah mobil keluarga. Meskipun dibeli dengan mencicil Rp4,5 juta per bulan, mobil itu seolah menjadi bukti keberhasilan kerja keras Acim.

Sumber : http://harrysutanto.com

Label