Jumat, 29 Juni 2012

Budidaya Sapi Perah


Sapi merupakan hewan ternak yang paling terpenting sebagAi sumber penghasilan daging, susu dan tenaga. Budidaya sapi perah sekarang ini banyak dilakakan para peternak Indonesia. Ini karena harga nilai sapi yang masih tinggi dan kandungan susu sapi perah banyak dikomsumsi masyarakat.

Pusat budidaya peternakan sapi ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan). Indonesia dalam bidang peternakan sapi perah harus dilestarikan dan dikembangkan.

Berbagai sumber tentang budidaya sapi perah banyak beredar di media internet dan surat kabat. Blogiztic akan mengupas cara budidaya sapi perah yang benar ada sebagi berikut.

Persyaratan lokasi kandang
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Kandang budidaya sapi perah
Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5×2 m atau 2,5×2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8×2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5×1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).

Persyarat yang diperlukan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sapi perah betina dewasa
- produksi susu tinggi
- umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak
- berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai eturunan produksi susu tinggi
- bentuk tubuhnya seperti baji
- matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat
- ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelokkelok
- puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek
- tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan (h) tiap tahun beranak.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi sapi perah betina jantan
- umur sekitar 4- 5 tahun
- memiliki kesuburan tinggi
- daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya
- berasal dari induk dan pejantan yang baik
- besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik
- kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat
- muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar
- paha rata dan cukup terpisah, (i) dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar
- badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar
- sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya

Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang beranak dikering kandangkan selama 1-2 bulan.

Perawatan ternak
Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar).

Penimbangan sapi pedet
Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.

Pemberian pakan
Pakan yang diberikan berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB.

Sedangkan sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum). Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.

Pemeliharaan kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar.

Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.

Panen sapi perah
Hasil utama dari budidaya sapi perah adalah susu yang dihasilkan oleh induk betina. Selain susu sapi perah juga memberikan hasil lain yaitu daging dan kulit yang berasal dari sapi yang sudah tidak produktif serta pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran ternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label