Rabu, 27 Juni 2012

Budidaya Kerang Darah


Desa Karang Dempel merupakan salah satu desa pesisir di Kabupaten Brebes, Letak desa berada di ujung barat Kabupaten Brebes berbatasan dengan Kabupaten Cirebon, masuk dalam wilayah kecamatan losari. Desa Karangdempel memiliki Luas ± 515 Ha. Terdiri dari Lahan Tambak : 399 Ha, Lahan Sawah : 21 Ha, Tanah Pekarangan 74 Ha dan lain-lain 21 Ha, secara administratif terbagi dalam 3 RW dan 29 RT. Berjarak 4 km dari Kota Kecamatan Losari (Jalur Pantura). Kondisi perairan Karangdempel yang cukup tenang dengan suhu 370C; DO=6,21 mg/l; pH 7,7; Salinitas 25 ppt dan diketahui juga tekstur tanahnya yang lumpur berpasir.

Berbicara Budidaya tambak di Desa Karangdempel tidak terlepas dari komoditas kerang darah atau lebih dikenal dengan istilah Bukur. Berbudidaya bukur sudah menjadi kebiasaan beberapa petambak. Menurut Bp.Tarman salah satu pengepul dan juga pembudidaya di desa Karangdempel pedukuhan Crukcuk, ada ± 60 ha tambak kerang yang diusahakan oleh ± 55 orang dan setiap harinya ada 0,5 Ton – 2 Ton hasil pembudidaya dan hasil tangkapan alami terkumpul bakul (pengumpul lokal) di Karangdempel.

Kerang darah di pengepul diperoleh dari penangkapan alami dan hasil budidaya. Budidaya kerang darah yang sudah dilakukan masyarakat yaitu budidaya kerang di pantai (budidaya laut) dan budidaya di tambak. Budidaya Kerang di laut yang baru termanfaatkan  ± 20 Ha (dari potensi yang ada seluas ± 300 Ha) yang berada di sepanjang pantai desa Karangdempel dan diusahakan oleh ± 15 orang. Sedangkan ada ± 40 petambak masih membudidayakan di areal pertambakan dengan luas lahannya 40 Ha. Selama ini pembudidaya dalam memasarkan hasil panen melalui pengumpul (bakul lokal). Kerang yang terkumpul dari pengumpul dijual kembali ke pengepul di Losari-Brebes dan Playangan-Cirebon. Oleh pengepul dipasarkan ke Jakarta dan Semarang.

Budidaya kerang darah tidaklah rumit, tidak membutuhkan teknologi tinggi, dengan modal dan resiko yang relatif kecil, tanpa ada pemberian pakan apalagi aplikasi obat-obatan”. Tambahnya, Dalam 1 Ha membutuhkan tali 4 – 6 gulung Ø 3 mm (1 gulung = 100 m), 5 batang bambu dan  2-3 gulung waring (1 gulung = 100 m) dan 700 kg s/d 2 ton bibit kerang. Bibit berasal dari alam dengan harga perkilonya Rp. 2.000,- s/d 2.500,- dengan masa pemeliharaan sepanjang tahun dan biasanya pembudidaya mulai tebar pada bulan Maret, sedangkan pemanenannya bertahap yang dimulai pada bulan Agustus. Dari pembudidayaan tersebut dapat menghasilkan 4 ton kerang dengan harga jual Rp. 3.200,- s/d Rp. 3.500,- perkilonya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label