Adalah Anggono seorang yang telah sukses membudidayakan ikan mas di daerah Sukabumi Jawa Barat. Berawal membantu saudaranya mengelola 18 kolam selama 6 tahun membuatnya paham dan mengerti teknik budidaya ikan mas. Kemudian pada tahun 1994 kepemilikan kolam beralih kepadanya setelah tukar guling kepemilikan tempat dengan rumahnya di Surabaya dan mendapat tambahan modal dalam bentuk uang Rp. 12 juta yang kemudian sebagian besar uang tersebut di belikan bibit ikan konsumsi seperti mas, nila, gurame dan bawal. Meski berbagai jenis ikan telah di pelihara namun Anggono memilih membudidayakan ikan jenis mas karena permintaannya lebih tinggi dan harganya lebih terjangkau selain itu rasanya lebih cocok dengan lidah konsumen mana pun.
Budidaya ikan di Kolam air deras Pada waktu itu ia lebih cenderung memelihara ikan dalam kolam air deras sementara sebagian orang memakai fasilitas kolam jaring apung (KJA) dan kolam tanah. Belasan kolam yang ia kelola berdekatan dengan sungai Cipelang. Arus aliran dari sungai mengalir cukup deras dari satu kolam ke kolam lainnya, sudah pasti aliran air saling silih berganti setiap detik sehingga kebutuhan oksigen akan selalu tercukupi.
Menurutnya dengan sistem pemeliharaan di kolam air deras pertumbuhan ikan mas lebih bagus karena pergerakan ikan lebih aktif sehingga pakannya pun lebih banyak tentunya pertumbuhan lebih cepat. Budidaya ikan mas bukan hanya bisa dilakukan di daerah dingin dengan suhu rata-rata 22-25 derajat celcius, namun ikan mas pun cocok di daerah daratan rendah hingga suhu 30 derajat celcius.
Jumlah Populasi ikan per kolam Agar pertumbuhan ikan dalam kolam lebih optimal ia memasukan ikan 1000 ekor dengan kolam berukuran 12 x 3 meter dengan kedalaman 1,25 meter, ia mengisi bibit terbaik umur 40 hari atau seukuran dua jari orang dewasa. Bibit ikan di beli dari para petani sekitar kampung Bantar Panjang di Sukabumi dengan satuan kilo yang berisi 80 sampai 150 ekor.
Pakan dan peralatan Ia memerlukan waktuk sekitar 4 sampai 5 bulan dalam pembesaran ikan mas hingga siap panen dengan ukuran 200/ 300 gram per ekor atau 3-5 ekor/ kg. Selama pembesaran ia memberikan pakan berupa pelet buatan pabrik, bahkan gonta-ganti pakan buatan pabrik pernah ia lakukan pasalnya tingginya harga pakan kerap tak sebanding dengan daging yang dihasilkan. Namun guna mencari pakan yang efisien Anggono mengakui pakan yang agak mahal memang bagus karena rasio konversi pakan (FCR) bisa mencapai 1,2-1,5 artinya dengan 1,2-1,5 kg pakan bisa menghasilkan bobot badan seberat 1 kg.
Ada hal yang unik dan menarik dalam pemberikan pakan, Anggono tak menentukan pemberian pakan seperti memberikan pakan dari persentase bobot ikan. " Saya berikan empan semaunya ikan makan," ujarnya sambil memberikan makan pada ember yang di gantung. Meskipun demikian setidaknya dalam sehari, ia memberikan pakan 2-3 kali manakala isi pakan di ember habis, selain ember pakan ala Anggono yang unik ini peralatan lain yang digunakan diantaranya saringan, drum-drum penampungan, timbangan, plastik, oksigen, tali dan karet gelang.
Harga ikan mas Kad Anggono lebih tinggi Memang harga jual ikan mas kolam air deras milik Anggono lebih mahal dari ikan mas pembudidaya lain pada umumnya. Di karenakan pola budidaya yang berbeda dan pemberian pakan yang berbeda pula." pemberian pakan di kolam air deras kudu kenceng, karena ikan perlu empan lebih banyak sehingga pertumbuhan cepat, " tegasnya.
Mahalnya harga sekilo ikan mas yang di jual Anggono tetap saja diminati rumah makan seperti Lembur kuring, Saung Kuring dan rumah makan Sunda yang tersebar di sekitar Sukabumi, Cianjur, Bogor, Jakarta dan Tanggerang. Menurutnya tak ada trik marketing khusus yang dilakukan untuk memasarkan hasil panen ikan mas tersebut.
Sumber : Tabloid Peluang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar